Catatan Popular
-
Habib Hasan bin Ja’far Assegaf: Habib Umar bin Hafidz dari Tarim, Hadhramaut, setelah meminta pertimbangan kepada Al-Alamah Habib Anis Al-Ha...
-
.Masyarakat Melayu Arab terdapat di Sabah terutamanya di Tawau, sebuah daerah yang terletak di hujung tenggara negeri Sabah. Masyarakat Mela...
-
Nadamtu min kulli syarrin. Asy-hadu an la ilaha illallahu wandahu la syarika lahu wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan `abduhu warasuluhu, ...
Rabu, 12 Februari 2014
DIMANAKAH ORG TUA NABI?????
diakhir zaman ni sangat miris rasa hati kami saat terdengar oleh telinga kami dimimbar2 berkoar dari org yg menggaku cinta kepada nabi tetapi mengatakan org tua nabi dineraka dgn berdalil......hadits shohih dari imam muslim
Al-Imaam Muslim rahimahullah berkata :
وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيْنَ أَبِي؟ قَالَ: فِي النَّارِ، فَلَمَّا قَفَّى، دَعَاهُ، فَقَالَ: " إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ "
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Tsaabit, dari Anas : Bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, dimanakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada ?”. Beliau menjawab : “Di neraka”. Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata : “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 203].
bagaimana cara menjawab????
maka disini kami menjawab dgn ilmu yg telah kami timba dari guru2 mulia yg mempunyai sanad terhubung hingga rasulullah saw
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Ahmad 3/268, Abu Ya’laa no. 3516, Abu ‘Awaanah no. 289, Ibnu Hibbaan no. 578, Abu Nu’aim dalam Al-Musnad Al-Mustakhraj no. 503, Ibnu Mandah dalam Al-Iimaan 2/871 no. 926, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 7/190 dan dalam Dalaailun-Nubuwwah 1/191, Ibnu Masykuwaal dalam Ghawaamidlul-Asmaa’ Al-Mubhamah 1/400; semuanya dari jalan ‘Affaan, dari Hammaad bin Salamah dan selanjutnya seperti riwayat di atas.
‘Affaan dalam periwayatan dari Hammaad bin Salamah mempunyai mutaba’ah dari :
1. Muusaa bin Ismaa’iil At-Tabuudzakiy Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat.
Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4718, Abu ‘Awaanah no. 289, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 7/190 dan dalam Dalaailun-Nubuwwah 1/191, serta Al-Jurqaaniy dalam Al-Abaathiil wal-Manaakiir no. 212.
2. Wakii’ bin Al-Jarraah; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi imam.
Diriwayatkan oleh Ahmad 3/119 dan Abu Nu’aim dalam Al-Musnad Al-Mustakhraj no. 502.
3. Rauh bin ‘Ubaadah Al-Qaisiy; seorang yang tsiqah.
Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 6806.
Hadits ini telah dilemahkan sebagian orang, yang kebanyakan di antara mereka mengikuti pelemahan Al-Imaam As-Suyuuthiy rahimahullah, dan beliau telah keliru dalam hal ini. Pelemahan ini ada dua segi, dari segi sanad dan segi matan.
1. Segi sanad.
Hammaad bin Salamah, meskipun tsiqah, tapi ia berubah hapalannya di akhir hayatnya.
Dijawab :
Benar, bahwasannya Hammaad disifati dengan apa yang dikatakan dalam kritik tersebut.
Haammaad ini selengkapnya bernama Hammaad bin Salamah bin Diinaar Al-Bashriy, Abu Salamah bin Abi Sakhrah maulaa Rabii’ah bin Maalik bin Handhalah bin Bani Tamiim. Ia perawi yang dipakai Al-Bukhaariy dalam Shahih-nya (muallaq), Muslim, Abu Daawud, Ar-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah. Termasuk generasi pertengahan atbaa’ut-taabi’iin (thabaqah 8), wafat tahun 167 H. Ibnu Hajar berkata tentangnya : “Tsiqah, lagi ‘aabid, orang yang paling tsabt dalam periwayatan hadits Tsaabit (Al-Bunaaniy). Berubah hapalannya di akhir usianya” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268-269 no. 1507].
Al-Baihaqiy rahimahullah berkata :
هو أحد أئمة المسلمين إلا أنه لما كبر ساء حفظه فلذا تركه البخاري وأما مسلم فاجتهد وأخرج من حديثه عن ثابت ما سمع منه قبل تغيره وما سوى حديثه عن ثابت لا يبلغ اثني عشر
“Ia adalah salah seorang imam di antara para imam kaum muslimin. Akan tetapi ketika lanjut usia, hapalannya menjadi buruk. Oleh karena itu Al-Bukhaariy meninggalkannya. Adapun Muslim, maka ia berijtihad dan meriwayatkan haditsnya dari Tsaabit yang didengarnya sebelum berubah hapalannya. Adapun selain haditsnya dari Tsaabit, tidak sampai berjumlah 12 buah yang ia riwayatkan dalam syawaahid” [Tahdziibut-Tahdziib, 3/14].
2.Segi Matan.
Sebagian ulama menganggap bahwa matan hadits ini ma’lul karena bertentangan dengan ayat :
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” [QS. Al-Israa’ : 15
dalam pandangan ahlu hadits "jika hadist tersebut diriwayatkan dari satu org ke satu org lainnya (yaitu bukan hadist mutawatir) maka tidak bisa dijadikan qawaid walaupun itu hadist shohih
lagi pula yg bisa dijadikan qawaid hanya dalil qoti' yaitu alqur'an dan alhadits yg mutawatir(periwayatnya bnyak)
hadits diatas bertentangan dgn firman allah swt dalam surat al-isra' ayat 15 yg berbunyi...:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” [QS. Al-Israa’ : 15].
karena ayat alqur'an lebih unggul dari hadist yg buka mutawatir
maka dikatakan kedua org tua nabi adalah termasuk umat yg hidup dizaman fatroh atau hidup dizaman blm diutusnya nabi pengganti nabi sebelumnya
adapun hadist nabi muhammad saw..
استأذنت ربّي أنّ أستغفر لأمي فلم يأذن لي و استأذنته أن أزور قبرها فأذن لي
“aku meminta izin robbku untuk meminta ampunan buat ibuku Dia tidak mengizinkan-Nya. Akau meminta izin untuk mengunjungi kuburnya, Dia mengizinkannya.” (HR.Muslim: 105)
kita rincikan hukum dari hadits ini
1.takala rasulullah meminta izin kepada allah untuk meminta ampunan buat ibunya yaitu sayidah aminah maka allah tidak mengizikannya
timbul pertanyaan menggapa????
maka menjawab allah swt telah mengampuni ahlu fatroh dgn syarat mereka tetap berpegang teguh dgn syariat agama nabi ibrahim as tidak pernah menyembah berhala
dan bagaimana bisa seorg yg paling mulia dari seluruh makhluk allah bsa bersemayam didalam rahim seorg wanita yg syirik???? maka hal tersebut gk bisa masuk diakal tidak sesuai dan sesungguhnya allah maha adil dgn sesungguhnya ahlu fatroh tidak pnya paksaan (mukallaf) untuk melakukan kewajiban karena blm ada diutus nabi yg mengajarkan syareat mereka jadi agar bisa dipikir pake otak yg jernih bro...
2.maka takkala rasulullah meminta izin untuk menziarohi ibunya allahpun mengizinkannya
coba bayangkin apa ada dalil allah memerintahkan untuk menziarohi kuburan kaum kafir??? apa ade dalil menyuruh ziaroh kuburan firaun or korin or hamman n kaum kafir lainnya???? hehehe yg ada malah kita dianjurkan menziarohi kuburan kaum muslim bukan kafir
dari masalah ini bisa kita pahami dgn jelas kalo ibu rasulullah saw trmasuk ahlu fatroh yaitu mati dalam keadaan muslim dijamin allah swt ke surga
sedangkan menurut agamanya wahabi boleh ziaroh ke kuburnya org kafir
hehehe nah ini dia akhir zaman pengikut dajal yg ingin merusak kemurnian syariat rasulullah saw dgn menyebarkan keraguan2 keimanaan org awam
penting bagi kita untuk belajar agama dan menyebarkannya agar mereka semua paham dan tidak mudah tergoyangkan aqidahnya
والله اعلم
kalo bisa dishare ya ikhwani
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan