Catatan Popular

Rabu, 26 Februari 2014

KEKUATAN SEDEKAH

Diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, bahwa Tatkala Allah Ta’ala menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam.
Para malaikat keheranan akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung ?”
Allah menjawab, “Ada, iaitu besi” (kita mafhum bahwa gunung batu pun boleh menjadi rata ketika dikorek/di bor dan diratakan oleh bulldozer atau sejenisnya yang dibuat dari besi),
Para malaikat bertanya lagi “Ya Rabbi, adakah sesuatu alam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi?”
Allah yang Maha Suci menjawab, “Ada, yaitu api” (besi walau sekeras manapun boleh menjadi cair dan hancur setelah dibakar api),
Para malaikat kembali bertanya “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api?”
Allah yang Maha Agung menjawab, “Ada, yaitu air” (api membara sedahsyat apa pun niscaya akan padam jika disiram air),
Para malaikat pun bertanya kembali “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air?”
Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (air di samudera yang luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain kerana kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat),
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi “Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua?”
Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya”.
Artinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur menunjuk-nunjuk ataupun supaya diketahui orang lain .
Berkaitan dengan ikhlas ini, RasulAllah SAW mengingatkan dalam pidatonya ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah : “Wahai segenap manusia! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya”.
Oleh kerana itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat yang ikhlas hanya kerana Allah semata, tanpa berasa ingin dipuji, dianggap dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia. Allohumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa 'Alaa Aalihi Wasohbihi Wasallim, Assalamu'alaika Ayyuhannabiyyu Warohmatullohi Wabarokaatuh Assalaamu 'Alainaa Wa 'Alaa Ibaadillaahissoolihiin.. Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap awal pagi, disaat terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, “Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah “. Yang satu lagi menyeru “musnahkanlah orang yang menahan hartanya”.
Rasulullah SAW bersabda :
“Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah “. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah” “Obatilah penyakitmu dengan sedekah”
Allohumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa 'Alaa Aalihi Wasohbihi Wasallim,
Assalamu'alaika Ayyuhannabiyyu Warohmatullohi Wabarokaatuh
Assalaamu 'Alainaa Wa 'Alaa Ibaadillaahissoolihiin.

Sabtu, 15 Februari 2014

SYIAH ROFIDHOH & WAHABI KHOWARIJ

Persatuan Habaib dan Ulama Sunni Internasional menyerukan kepada segenap ASWAJA agar waspada terhadap Misi Provokatif Dua Tanduk Syetan SYIAH ROFIDHOH & WAHABI KHOWARIJ :
1. Syiah dan Wahabi sama"
mengkafirkan SUNNI.
2. Syiah dan Wahabi sama" SALING MENGKAFIRKAN. Syiah mengkafirkan Wahabi, dan Wahabi mengkafirkan Syiah.
3. Syiah dan Wahabi sama" HALALKAN DARAH muslim di luar mereka.
4. Syiah dan Wahabi sama" patut
dicurigai sbg AGEN ZIONIS untuk hancurkan Sunni.
5. Syiah dan Wahabi sama" DIDANAI ASING. Syiah didanai Iran, sedang Wahabi didanai Saudi.
6. Syiah dan Wahabi sama" ciptakan KONFLIK antar Madzhab di seluruh dunia untuk pecah belah umat Islam.
7. Konflik Syiah - Wahabi adalah Konflik POLITIK Iran - Saudi yg ingin berebut pengaruh di Timur Tengah.
8. Syiah dan Wahabi sama" menghalalkan DUSTA dan KEPURA-PURAAN atas nama agama.
9. Syiah dan Wahabi sama" suka
PEMALSUAN. Syiah merubah Ayat dan Hadits, sedang Wahabi merubah Hadits dan Kalam Ulama, agar sesuai Hawa Nafsu mereka.
10. Syiah dan Wahabi sama" SESAT dan keduanya termasuk AHLUL BIDA' WAL AHWAA, yaitu yang aqidahnya suka mengada-ada dan selalu mengikuti hawa nafsu.
11. Syiah dan Wahabi sama" MENGHINA Shahabat Nabi SAW.
(Menerima Teks) mengkafirkan Ibu dan Bapak Nabi SAW.
12. Syiah yakin dengan BADA'
yaitu sesuatu yang semula Alloh SWT tdk tahu, lalu jadi tahu. Sedang Wahabi yakin dengan TAJSIM dan TASYBIH yang meyakini Alloh SWT punya
jasad dan duduk di atas Al-Kursi / Al-'Arsy seperti duduknya seorang Raja Manusia di atas Singgasana.
13. Imam Abdulloh bin Alwi Al-Haddad RA menyatakan dalam kitab TATSBIITUL FUAAD bahwa Syiah (Rofidhoh) yang benci Shahabat dan Nawashib (Wahabi Khowarij) yang benci Ahlul Bait bagai KOTORAN yang dibelah dua.
14. Segenap Sunni di seluruh
Dunia WAJIB BERSATU mengantisipasi bahaya SYIAH dan WAHABI di semua daerah.
_Salam Ukhwah Aswaja Fillah_

SEPUTAR BELAJAR KEPADA JIN DAN MEMILIKI KHADAM JIN

Soal : Habibana, bolehkah kita belajar ilmu kepada jin?
Jawab Habibana Munzir Al Musawa alaihi rahmatullah :
Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz pernah didatangi seseorang, orang itu minta izin untuk belajar pada jin yang sangat alim dan luas ilmunya. Jin itu murid Imam Abdullah Al Haddad (shohiburratib). Jin itu sangat shalih dan luas ilmunya.
Maka Guru Mulia tertawa seraya berkata:
"setinggi tinggi derajat keshalihan jin, tak akan menyaingi derajat para shalihin dari manusia ummat Muhammad saw."
Pernah pula ditanyakan pada beliau tentang dzikir dan doa yang bisa mendatangkan kekuatan pasukan malaikat. Di antara kalimat dalam doa itu adalah memanggil pasukan para malaikat langit agar turun membantu, memerintah mereka membawa pasukan langit berserta guntur dan halilintarnya, agar turun ke bumi membantu segala hajat sang pendoa.
Maka Guru Mulia tertawa seraya berkata:
"kekuatan adalah milik Allah, malaikat dan jin hanya hamba Allah dan tak lebih dari itu."
Kemudian saya pun selalu mengandalkan keagungan Allah swt, dan saya rasakan seluruh jin dan penguasa alam ghaib pun tunduk.
Soal: Bagaimana hukum mengenai orang yang memiliki jin khadam?
Jawab Habibana Munzir Al Musawa:
Mengenai khadam/jin, syariah tidak membenarkan memperbudaknya dan tidak pula membenarkan memuliakannya. Namun syariah membolehkan persahabatan dengan jin bahkan pernikahan dengan jin pun diperbolehkan dalam 4 madzhab. Namun pernikahan dengan jin ini terdapat syarat yg rumit dan sangat pelik dan panjang lebar. Tentunya tak perlulah kita melakukannya karena pasangan hidup dari keturunan Nabi Adam as afdhal.
Mengenai persahabatan dengan jin boleh saja selama tidak ada padanya persyaratan yg bertentangan dengan syariat. Jin ada yang muslim dan ada yang kafir, silahkan rujuk tafsir surat Al-Jin.
Jin mempunyai sifat sombong yang besar jika ia dimuliakan maka akan semakin sombong. Jika kita bersahabat atau ia menjadi murid kita saja tanpa meminta bantuan apa apa itu lebih baik. Ada sebagian ulama kita yg bersahabat dengan jin yg shalih dan mau berbakti pada manusia. Jin yg mampu mengobati misalnya, maka ia membantu gurunya atau temannya dari kalangan manusia untuk mengobati orang sakit.
Atau mengusir jin lain yg jahat dan menyurupi manusia, atau sihir dari jin lainnya. Namun hal ini berbahaya karena jika ia berbuat dhalim dalam membantu kita maka kita terkena dosanya karena diperintah. Misalnya ia bertarung dengan jin lain dan ia membunuh jin lain dengan dhalim, maka sidang akbar di hari kiamat kelak kita terlibat dalam pembunuhan itu. Sidang akbar akan memutuskan apakah jin yg dibunuh itu memang pantas dibunuh atau justru sebaliknya. Maka sebagian ulama menghindari hal seperti ini.
Guru Mulia kita menyarankan kita menjauhi hal ini, cukup pertolongan Allah dan kekuatan Allah swt dalam perjuangan dakwah kita. Maka Allah akan menundukkan para jin dan malaikat untuk turut membantu kita.
Sayapun sering dibantu oleh para jin tanpa saya jumpa dengan mereka dan mengenal mereka. Sering barang saya hilang atau tertinggal, namun tiba tiba barang itu ada di tas saya, dompet atau lainnya. Entah perbuatan jin atau malaikat yang melakukannya. Pernah saya kelelahan di wilayah Pelabuhan Ratu, dan menginap di sebuah penginapan yg sepi. Maka saya terfikir: aduh ... kalau ada yg bisa memijat tubuhku ini ..., sungguh saya lelah sekali ... Ketika saya tidur saya mimpi ada dua orang nenek nenek tua yg sangat sopan dengan kebaya sangat sopan, mereka memijati kaki saya dan minta doa, saat saya bangun tubuh saya sudah segar.
Pernah pula di wilayah Cipanas di rumah almarhum ayah saya. Rumah itu sepi dan besar dan kini sudah dijual. Ibunda mengadukan banyaknya jin yg mengganggu, maka saya datang dan tidur di sebuah kamar di rumah almarhum ayah. Maka saya melihat sekelompok jin membuntal pakaian dan berduyun duyun pergi sambil berkata: "kita harus pergi.. kita harus pindah ..." Sejak itu tak ada lagi gangguan jin di sana.
Dan para jin banyak hadir pula di majelis taklim dan majelis kita. Terbukti ketika di wilayah Depok ada seorang yg mempunyai jin berupa harimau jejadian. Tiba tiba kedua harimaunya hilang dari rumahnya. Ketika dukun itu mencarinya maka ia menemukan kedua harimau jejadiannya sedang duduk mendengarkan maulid acara kita di masjid. Juga kejadian di wilayah Depok, ketika seorang dukun mempunyai 4 jin peliharaannya. Tiba tiba keesokan harinya ia melihat jin jin nya sudah pakai sorban, dan memegang tasbih sambil berdzikir. Maka ia berkata kaget: "kenapa kalian jadi begini..??
Maka mereka berkata: "apakah tuan tidak tahu semalam ada cahaya Rasulullah saw di masjid dekat kita? Kami masuk Islam dan bertobat."
Tuannya mencari tahu, ternyata semalamnya adalah majelis kita di masjid dekat rumahnya.
Jin ada yg muslim dan ada yg kafir, ada yg fasiq ada yg shalih, ada yg baik dan ada yg jahat. Namun mereka makhluk ghaib yg sulit ditebak, maka sulit bagi kita menjaga hal hal yg bertentangan dg syariah jika banyak berhubungan dengan mereka.
Kejadian seperti ini sering terjadi. Maka saya semakin yakin bahwa kekuatan dakwah agama Allah swt sangat dominan berkuasa di alam ghaib, sebagaimana firman Allah swt :
"Dan sungguh ketika hamba Allah (Muhammad saw) berdiri dalam doa, menghampirilah para jin berdesakan ingin mendengarnya."
(QS Al Jin: 19)
Saran saya anda tetaplah memperbanyak bacaan Al Qur'an, dzikir, doa, ibadah, mendekat pada Allah swt. Bantulah dakwah mulia Sang Nabi saw, maka makhluk-makhluk ghaib akan tunduk pada anda karena mereka lebih peka dalam melihat cahaya ibadah dari manusia.
Demikian saudaraku yg kumuliakan. Semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita cita.

PERANG MUSUH BISIK - SIRI 2

Nadamtu min kulli syarrin. Asy-hadu an la ilaha illallahu wandahu la syarika lahu wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan `abduhu warasuluhu, wa anna Abdullahi warasuluhu wabnu amatihi.
Aku menyesal dari setiap perbuatan buruk. Aku bersaksi, tiada Tuhan kecuali ALLAH, yang Maha Esa,yang tiada sekutu bagi-NYA. Dan aku bersaksi, junjungan kami Muhammad adalah hamba dan Rasul‑NYA.
PERANG MUSUH BISIK - SIRI 2 TUNKU KUDIN KEDAH SYED ZAINAL ABIDIN
PELARIAN-pelarian Melayu di Pulau Pinang dan Seberang Perai bertenang sejenak melihat telatah Siam dari jauh tetapi orang-orang yang menghuni Negeri Kedah dari Terang di Utara hingga ke Sungai Kerian di Selatan yang menghadapi penderitaan dan penghinaan selama ini telah mencetuskan pemberontakan di sana sini.
Dalam tahun 1821 Kedah mempunyai seratus dua puluh lapan buah mukim yang bererti mempunyai seratus dua puluh lapan buah masjid bertaburan di seluruh negeri. Mengikut adat pada masa itu, sebuah masjid didirikan di tiap tempat yang mempunyai sekurang-kurangnya empat puluh empat orang lelaki Islam yang wajib berkumpul menunaikan sembahyang Hari Jumaat. Maka terdapatlah mukim-mukim yang luas dengan penduduk yang tidak ramai dan mukim-mukim yang kecil tetapi padat. Umpamanya di Alor Setar, masih dikenali sebagai Kota Setar, mempunyai dua ribu buah rumah, di Kuala Kedah terdapat seribu buah rumah, di Limbong lima ratus buah rumah, di Anak Bukit tiga ratus buah rumah, di Padang Kerbau terdapat tiga ratus sembilan puluh buah rumah, di Derga serta Titi Siam terdapat seratus buah rumah, di Pengkalan Gajah Mati seratus buah rumah, di Yan seratus buah rumah dan di Pulau Tiga terdapat juga seratus buah rumah.
Di tempat-tempat lain, mengikut catitan Anderson yang membuat temu-ramah dengan pembesar-pembesar Kedah di Pulau Pinang, orang tidak ramai dan masjidnya kecil-kecil. Di Gunong Sali terdapat tujuh puluh buah rumah, di Tajar empat puluh buah rumah, di Akar Peluru dua puluh buah rumah, di Pagar Ayer terdapat lapan puluh buah rumah, (sama banyak dengan rumah-rumah di Kuala Kangsar pada masa yang sama), di Padang Terap dua puluh buah rumah, di Pedu juga terdapat dua puluh buah rumah, dan di Merbok ada enam puluh buah rumah.
Selain dari itu bertaburanlah rumah-rumah orang Melayu di pinggir-pinggir sungai dan di kawasan persawahan, di kelian-kelian bijih dan di kaki-kaki bukit tempat mengumpul rotan dan damar. Di bawah pemerintahan Siam, tempat-tempat ini telah lengang, masjid-masjid tidak berjumaat lagi, sawah terbiar dan bandar Alor Setar dipenuhi hutan-hutan, kampong-kampong lain menjadi rimba, sesuai untuk melancarkan serangan-serangan gurila.
Anak saudara Sultan Ahmad Tajuddin, Tunku Kudin, tinggal di Seberang Perai telah dipujuk supaya memimpin satu angkatan perang menentang Siam. Tunku Kudin ialah anak kepada seorang Arab berbangsa saiyid dari Palembang yang bertalian darah dengan keluarga di Raja Kedah. Nama Tunku Kudin sebenarnya ialah Syed Zainal Abidin. Beliau tinggal di Alor Setar, berhijrah ke Seberang Perai bersama orang-orang pelarian lain.
Siam di Kota Kuala Muda mengetahui sifat-sifat kepimpinan yang ada pada Tunku Kudin telah mengupah beberapa orang jahat untuk membunuh beliau. Penduduk-penduduk yang tinggal di keliling rumahnya telah berjaya mengusir orang-orang upahan Siam ini dan menyelamatkan Tunku Kudin.
Pada suatu malam, sebiji letupan telah berjaya dipasang oleh orang-orang upahan Siam dirumahnya dan telah meletup dengan kuat ketika manusia sedang tidur nyenyak jam tiga pagi. Tunku Kudin telah dijilat api dan melecur sebelah tubuhnya. Azam Tunku Kudin menentang kekejaman Siam bertambah kuat apabila beliau sedar bahawa isteri beliau dan tiga orang anak-anaknya meninggal dunia akibat letupan tersebut.
Tunku Kudin telah kehilangan yang disayanginya, isteri dan anak-anak,(kecuali 2 orang anaknya iaitu Syed Hussin dan Syed Hassan) rumah dan harta benda. Yang bertambah kuat ialah sumpah dan azam menuntut bela.
Orang-orang Melayu di Seberang Perai berkumpul memberi sokongan kepada Tunku Kudin untuk melepaskan kampong halaman di Kedah dari cengkaman Legor. Jumlah orang-orang Melayu yang tegak di belakang Tunku Kudin tidak Kurang dari lima ribu orang. Pada waktu dan ketika yang baik lagi sempurna, perahu-perahu kecil dan besar, beratus-ratus buah banyaknya, lengkap dengan tetunggul dan panji-panji, telah bergerak ke Kuala Kedah. Di sepanjang jalan, angkatan tersebut diturut-sertai pula oleh perahu-perahu dari Kuala Muda, Kuala Merbok, Kuala Yan, Kuala Sala dan Kuala Tebengau. Selepas berihat di Pulau Bunting, angkatan Tunku Kudin terus belayar ke Kuala Kedah dan disana ditemui pula oleh perahu-perahu dari Pulau Langkawi yang turut menghantar bantuan.
Siam-siam yang bersedia di luar Kota telah membedil perahu-perahu Melayu yang mendarat dan dibedil balas oleh angkatan laut Melayu. Pengawal-pengawal Kota mencuba seberapa daya menghalang kemaraan orang-orang Melayu yang ramai mendaki tembok Kota, tetapi dengan kebijaksanaan dan kecekalan hati Tunku Kudin, pertahanan Siam di Kota Kuala Kedah telah patah. Setelah beratus jiwa terkorban dari kedua belah pihak, orang Melayu dapat memasuki Kota itu melalui Pintu Kacapuri, pintu kecil lima puluh ela arah ke Utara pintu sekarang. Tunku Kudin berjaya menduduki Kota Kuala Kedah pada 24 haribulan April 1831.
Orang-orang Siam telah berundur ke Alor Ganu lima belas batu dari Kuala Kedah mengikut Sungai Besar. Di Alor Ganu terdapat sebuah kota tanah yang dibuat oleh orang-orang Melayu kini dijadikan markas tentera Siam. Di Alor Ganu orang-orang Siam bertahan, sementara satu angkatan darat telah dihantar ke Legor menyusul bantuan.
Gabnor Kedah, sebagai pemerintah tertinggi sekali pada masa itu ialah Phaya Buri Rakputon, anak kepada Cau Phaya Nakon Ci Tammarat, Gabenor Legor. Pusat pentadbiran ialah di Kota Kuala Kedah. Adiknya sendiri Phra Sina Nucit, yang lebih dikenali oleh orang-orang Kedah sebagai Com Pabian, menjadi timbalan gabnor. Markasnya di Alor Ganu. Com Pabian ini lebih zalim dari abangnya dan dialah yang paling ditakuti oleh rakyat Kedah. Jadi, apabila Tunku Kudin mengusir Buri Rakputon dari Kuala Kedah, beliau bertumpu ketempat adiknya dan menguatkan pertahanan di Alor Ganu.
Kejayaan Tunku Kudin rupanya menjadi satu kegemparan besar kepada Inggeris di Pulau Pinang. Kononnya, mengikut satu perjanjian antara Inggeris dengan Bangkok yang dibuat dalam tahun 1826 bersamaan dengan Tahun Anjing dalam perkiraan tahun Siam, Inggeris hendaklah melarang dan menegah Sultan Kedah atau rakyatnya dari menyerang mengganggu atau merusak secara mana sekalipun ke atas Negeri Kedah yang telah menjadi Wilayah Siam.
Sebagai membuktikan kepada Siam bahawa Inggeris adalah satu bangsa yang tidak pernah memungkiri janji dan rampasan kuasa oleh Tunku Kudin itu di luar pengetahuan mereka, maka Kerajaan Pulau Pinang telah menghantarkan senjata-senjata dan ubat bedil ke Alor Ganu.
Siam menerima bantuan Inggeris dengan dua belah tangan dan mendesak Inggeris supaya menepati kehendak-kehendak Perjanjian Tahun Anjing itu dengan betul. Sebagai memperaktikkan tafsiran yang difahamkan oleh Inggeris dari Perjanjian itu, Inggeris mulalah mengenakan kepongan-kepongan dan kawalan di kuala-kuala sungai dan di sepanjang pantai Kedah supaya orang-orang dari laut tidak dapat berhubung menyampaikan bantuan dan sebagainya yang bercanggah dengan kepentingan Siam. Bantuan yang mulanya mencurah-curah tiba kepada Tunku Kudin di Kuala Kedah telah terhenti dengan tiba-tiba.
Inggeris telah menghantar dua buah kapal perangnya “Zephyr” dan “Emerald” untuk mengawal di laut Kedah. Tidak lama kemudian dua-dua buah kapal itu diganti pula oleh kapal yang lebih baik dan lebih gagah iaitu kapal “Wolfe” dan “Crecodile”. Kapal “Wolfe” sangatlah ditakuti oleh lanun-lanun Selat Melaka kerana penangannya amat berkesan kaatas perahu-perahu lanun di antara Singapura dan Pulau Pinang. Selama ini, apabila disebut sahaja “Wolfe”, lanun-lanun yang tahan dipahat biji mata pun akan menyusup berkeliaran mencari tempat bersembunyi, maka kapal inilah yang dihantar untuk mengetatkan kawalan di pantai Kedah dan melemahkan Tunku Kudin.
Dalam satu pertarongan sengit antara angkatan laut Kedah dengan angkatan laut Siam di Pulau Payar bertentangan dengan Kuala Kedah, angkatan Siam telah tewas dengan teruk. Kapal “Wolfe” tiba entah dari mana lantas merejamkan peluru-pelurunya ke atas perahu orang-orang Melayu dan memusnahkan sehingga licin seluruh angkatan Melayu yang ada.
Tindakan yang dilakukan oleh “Wolfe”- “Anjing Hutan” ini, adalah satu-satunya peristiwa yang unik di mana orang-orang Melayu telah diajar begitu rupa oleh kapal laut Inggeris.
Sebelum ini, perahu-perahu Melayu telah dikejar dan ditahan supaya jangan mendarat walaupun kerana mengambil makanan dan air, kemudian diusir supaya pulang sahaja. Kali ini “Wolfe” bertindak kasar dan amat menyedihkan pula bila ditilik bahawa perahu-perahu Siam sentiasa dibenarkan masuk atau keluar dengan bebas di mana-mana sahaja mengangkut ubat-ubat bedil dan sebagainya untuk menyerang perahu-perahu Melayu. Hampir seribu orang orang Melayu yang dibedil ke dasar laut oleh kapal “Wolfe” berkelampong kehulu kehilir berminggu-minggu di laut Kedah selepas peristiwa itu.
Kemusnahan angkatan laut Melayu di Pulau Payar ini melumpuhkan Tunku Kudin yang bertahan didalam Kota. Tunku Sulaiman di Kuala Perai bersiap dengan kira-kira tiga ribu orang untuk belayar ke Kuala Kedah membantu Tunku Kudin. Tunku Sulaiman telah ditahan dan diarah dengan sombongnya supaya balik ke Kuala Perai oleh empat buah kompeni dari Madras Native Infantry yang ke Empat Puluh Enam berpengkalan di Pulau Pinang.
Kota Kuala Kedah telah dikepong dari darat dan dari laut, makanan dan ubat bedil telah kehabusan, penyokong-penyokong juga ramai yang mendapat sakit dan ramai pula yang telah terkorban dalam perjuangan menegakkan bendera merah harimau melompat, iaitu bendera Kedah pada zaman itu. Bendera merah dengan gambar gajah puteh telah dibantu oleh bendera “Union Jack”.
Kota Kuala Kedah dibedil siang malam tidak berhenti-henti sehingga kemungkinan untuk bertahan lebih lama menjadi mustahil. Ramai orang-orang Melayu yang pulang ke Pulau Pinang, dan Seberang Perai, diiringi oleh kapal-kapal “Wolfe” dan “Crocodile” dari belakang.
Kumpulan yang paling akhir sekali bersama Tunku Kudin tinggal Cuma tiga puluh orang lagi. Tiga puluh orang ini telah berjuang beberapa hari menangkis serangan-serangan Siam semata-mata hanya dengan keberanian dan kegigihan yang luar biasa timbul dari keinginan mensyahidkan diri demi keluhuran kota pesaka dan watan seluruhnya. Nasi gerit dan manisan tebu yang menjadi ayapan orang berperang, telah habis dan ubat bedil juga telah berkurangan. Meriam-meriam seperti “Katak Puru” dan “Badak Berendam” serta berpuluh-puluh pucuk lagi meriam lain di Kota itu kononnya telah ada yang berdentum dengan sendirinya sebab tidak cukup kakitangan yang boleh mengawasi.
Tetapi, seperti kata pantun yang diabadikan sehingga sekarang:-
Pulau Sembilan tinggal delapan,
Satu merajuk ke Kuala Kedah;
Sudah nasib perminta badan,
Kita di bawah kehendak Allah;
Maka pada 4 haribulan Oktober, 1831; bantuan Siam dari Legor telah tiba di Kuala Kedah: tujuh ribu tentera dan 300 ekor gajah, menyerang Kota usang itu dari empat-empat penahapnya. Tunku Kudin dengan tiga puluh pahlawannya berjuang habis-habisan sehingga Tunku kudin sendiri telah luka parah di dada dan di pahanya, ubat bedil sudah habis pula.
Tunku Kudin terjatuh, tangannya terkapai-kapai memanggil seorang panglima yang paling karib supaya menghampirinya. Nama panglima itu tidak diketahui lagi, mereka berpeluk-peluk dan kedengaran mengucap dua kalimah syahadah. Kemudian Tunku Kudin menghunus keris pendeknya lantas menikam panglima itu dan panglima itu pula menikam beliau, masing-masing mengelupur sehingga sejuk dan kaku: Seorang di kiri dan seorang di kanan. Kononnya begitulah persetiaan mereka berdua. Biar mati sama sendiri jangan mati dibunuh Siam.
Siam menembusi pintu Kota dan membunuh pahlawan-pahlawan Melayu yang masih hidup. Mengikut “Singapore Chronicle”, mayat-mayat yang bergelimpangan di sekitar Kota Kuala Kedah yang menjadi medan pertemporan yang dahsyat itu adalah di antara enam ribu hingga sepuluh ribu orang. Yang paling banyak terbujur ialah ialah orang-orang Siam kerana angkatan perang mereka jauh lebih besar dari angkatan perang Melayu. Walaupun lapuran “Singapore Chronicle” tidak berapa tepat tetapi boleh dibuat kesimpulan bahawa kumpulan tiga puluh yang terakhir dari angkatan Tunku Kudin bukanlah gerombolan sembarangan, cuma kerana “sudah nasib perminta badan”. Mungkin, kalau tidak disokong Inggeris, Siam tidak dapat lagi bertapak di Kedah, dan Kota Kuala Kedah pulang ketangan yang empunya nya. Tunku kudin menduduki Kota Kuala Kedah selama lima bulan dan lima belas hari.
Cerita Tunku Kudin tidak tamat begitu sahaja selepas beliau mati. Kepalanya dipanggal dan dibawa ke Legor dengan gajah. Tiba di sana, kepala itu diletakkan di atas talam tembaga yang berkaki, beralas dan berenda, kemudian di tatang oleh panglima perang Siam yang paling tua, sambil mengisut menyembahkannya kepada Raja Legor, Cau Phaya Nakon Si Tammarat. Beliau sangat ingin hendak menatap wajah pahlawan Melayu begitu handal dan gagah, sangat dikagumi oleh orang-orang Siam.
Raja Legor memandang dengan tidak terkelip matanya, terpesona juga dengan janggut jambang dan rambut menjejak tengkok di kepala yang tak berbadan itu – masih haibat dan menggerunkan. Kadar sejenak, Raja Legor bertanya “Mana badannya?”. Panglima Perang menggelengkan kepalanya dan menyembah, “Tidak berguna Cau Phaya, hatinya sudah dimakan orang”.
Entah benar entah tidak, tetapi inilah riwayat kepala di atas talam yang satu-satunya pernah didengar di dunia ini, selain dari kepala “John the Baptist” yang dipersembahkan kepada King Herod Antipas oleh tukang-tukang kelarahnya lebih 2,000 tahun dahulu.

Tabarruk dan Istighatsah

Oleh : Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa Alaihi Rahmatullah.
Perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola saw adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi sekalian alam, maka wajah beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan beliau saw, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan beliau saw pun penuh dengan kasih sayang Allah swt.
Dilengkapi penjelasan mengenai Tabarruk dan Istighatsah Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa : “Rasulullah saw bila selesai shalat subuh, datanglah beberapa Khadim (ajudan/pembantu) Madinah dengan Bejana-bejana mereka yang berisi air, maka setiap kali datang kepada Rasul saw setiap bejana itu, maka Rasul saw menenggelamkan tangannya pada bejana tersebut, dan sering pula hal itu terjadi di musim dingin, maka Rasul saw tetap memasukkan jarinya pada bejana-bejana itu” (Shahih Muslim Bab : keakraban Rasul saw dan Tabarruk sahabat pada beliau saw/ hadits no.2324).
Dari Anas ra : “Kulihat Rasulullah saw dan pencukur rambut sedang mencukur rambut beliau saw, dan para sahabat mengelilingi beliau saw, maka tak ada rambut yang terjatuh terkecuali sudah didahului tangan mereka untuk mengambilnya” (Shahih Muslim Bab : keakraban Rasul saw dan Tabarruk sahabat pada beliau saw/ hadits no.2325).
Dari Anas ra : “Ummu sulaim ra mengambil keringat Rasul saw yang mengalir dengan handuk kulit dan memerasnya hingga mengalir disebuah mangkuk ketika beliau saw sedang tidur, maka Rasul saw terbangun dan berkata : “apa yang kau perbuat wahai Ummu Sulaim?”, maka Ummu Sulaim menjawab : “Kami ingin mengambil berkah untuk anak-anak kami Wahai Rasulullah..”, maka Rasul saw menjawab : “kau sudah mendapatkannya”. (Shahih Muslim Bab : “Wanginya keringat Nabi saw dan Tabarruk dengannya”, hadits no.2331 dan 2332).
Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul saw, mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).
Mengenai Tabarruk ini, sudah jelas dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Rasul saw tak pernah melarangnya, apalagi mengatakan musyrik kepada yang melakukannya, bahkan para sahabat Radhiyallahu’anhum bertabarruk (mengambil berkah) dari Rasul saw, mengambil berkah ini pada dasarnya bukan menyembah, sebagaimana dituduhkan sebagian saudara kita muslimin, tapi merupakan Luapan kecintaan semata terhadap Rasul saw dan itu semua merupakan hal yang lumrah, sebagaimana kita membedakan air zam-zam dengan air lainnya, mengapa?, bukankah itu sama saja dengan Tabarruk dengan air yang muncul di perut bumi?, air zam-zam itu muncul dari sejak Bunda Nabiyallah Ismail as dikunjungi Jibril as.
Riwayat-riwayat diatas adalah dalil jelas bahwa Tabarruk tidak dilarang oleh Rasul saw bahkan sunnah.., bila ada sekelompok orang yang mengatakan Tabarruk itu hanya pada Rasul saw maka bagaimana Rasul saw mengusap Hajarul aswad..?, bagaimana dengan air zam-zam yang diperebutkan muslimin dan dianggap berkhasiat ini dan itu, Demi Allah belum pernah teriwayatkan para sahabat berebutan air zam-zam, mereka memang minum air zam-zam, tapi mereka berebutan air wudhu bekas Rasul saw.., dan rambut beliau saw, bahkan keringat beliau saw.., inilah luapan Mahabbah, pantas dan wajar saja bila seorang kekasih menyimpan baju kekasihnya misalnya, baju usang tak berarti itu sangat berarti bagi sang kekasih, maka istilah “dikeramatkan” dan lain sebagainya itu pada hakikatnya adalah luapan Mahabbah pada orang-orang shalih dan mulia, sebagaimana para sahabat bertabarruk dengan Rasul saw karena luapan Mahabbah (kecintaan) mereka pada Nabi saw, bukan karena ia Muhammad bin Abdillah, tapi karena beliau adalah Utusan Allah yang mengenalkan mereka kepada Hidayah dan kemuliaan, demikian pula hingga kini orang-orang muslim bertabarruk karena luapan cinta mereka pada gurunya yang bernama Kyai fulan misalnya, atau habib fulan, atau orang shalih misalnya, semata mata bukan memuliakan diri si Kyai atau habib atau guru atau si shalih, tapi semua itu disebabkan ia adalah orang yang membimbing mereka pada Keridhoan Allah, atau karena mereka orang yang shalih dan banyak ibadah kepada Allah, kalau mereka tak shalih (fasiq) niscaya tak akan ada yang mau bertabarruk padanya, maka puncak asal muasal Tabarruk adalah Kemuliaan Allah yang telah memilih hamba Nya fulan menjadi Guru atau Kyai atau Orang shalih, karena ini semua dengan Izin Allah, sebagaimana firman Nya : “Sungguh Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki Nya”, dan ayat Lain : “Tidaklah kalian memiliki keinginan (utk beristiqomah) kecuali telah dikehendaki Allah Rabbul ‘Alamien”. (QS Al Kuwwirat).
Nah.. dari Kehendak Allah yang menentukan hamba ini dimuliakan maka kita memuliakannya sebagaimana Allah memuliakannya, demikian para sahabat terhadap Rasul saw, ah.. ternyata para sahabat benar-benar asyik dengan idolanya, Idola termulia dari semua Idola sepanjang masa usia Bumi.., kita tercengang-cengang dengan betapa besarnya luapan cinta para sahabat pada Sang Nabi saw, dan ternyata Rasul saw pun memberi kesempatan pada para pecintanya untuk bertabarruk dengan air wudhu beliau saw, dengan keringat beliau saw, dan lainnya sesekali bukan karena beliau saw menghendakinya, namun dari keluasan hati beliau saw yang memahami luapan cinta para sahabat beliau saw, bila hal ini mungkar maka pastilah beliau melarangnya, dan bila hal ini dikhususkan pada Rasul saw maka beliau saw akan menjelaskannya bahwa ini hanya kekhususan bagi beliau saw sebagai Rasul saw dan tak boleh diikuti oleh selain beliau saw.
Mengenai Istighatsah, yaitu memanggil manusia untuk minta pertolongan, maka hal ini telah diceritakan oleh beliau saw bahwa kelak semua manusia ber Istighatsah kepada Adam as, lalu kepada Musa, lalu kepada Muhammad saw.., demikian dijelaskan dalam Shahih Bukhari hadits no.1405, mengenai pendapat yang mengatakan bahwa Istighatsah harus kepada orang yang dihadapannya maka pendapat ini tidak beralasan, karena perbedaan jarak tak bisa menghalangi kemuliaan seseorang di sisi Allah swt, saya bisa saja meminta pertolongan pada teman saya diluar negeri, atau minta bantuan pada seorang berkuasa di negeri seberang yang tak saya kenali misalnya, lewat email atau surat atau lainnya, ini sudah terjadi di masa kini, yaitu hubungan antar negara, maka mustahilkah Allah menghubungkan hamba Nya yang masih hidup dengan yang sudah wafat?, bukankah diwajibkan bagi kita menyolati mayyit dan mendoakannya dengan Doa “Wahai Allah ampunilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah kewafatannya, luaskanlah kuburnya, dst didalam shalat janazah?, bukankah hadits shahih muslim dan Bukhari menjelaskan bahwa orang mati tersiksa di alam kubur karena jeritan orang yang menangisinya?, bukankah ini menunjukkan ada hubungan antara yang hidup dan yang mati?, bukankah Rasul saw mengatakan bahwa diperbolehkannya mengirim amal untuk orang yang sudah wafat? (saebagaimana diriwayatkan dalam shahih Muslim), bukankah Allah mengajari kita doa “Wahai Allah Ampunilah kami dan orang orang yang telah mendahului kami dalam beriman..?”.
Yang jelas, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Istighatsah diatas, bahwa aku dan kalian dan seluruh manusia kelak di hari kiamat akan melakukan Istighatsah.., yaitu kepada Adam as dan akhirnya kepada Muhammad saw, mau tak mau, rela tak rela, apakah menganggapnya syirik atau lainnya, namun Sayyidina Muhammad saw menjelaskan bahwa aku dan kalian dan seluruh ummatnya kelak akan ber Istighatsah kepada beliau saw.
Alangkah Indahnya sang Nabi mulia ini, dan selama kita mengakui bahwa para sahabat adalah orang-orang yang menjadi panutan kita, maka lihatlah kecintaan sahabat radhiyallahu’anhum pada beliau saw, bahkan ketika beliau wafat.., apa yang diperbuat oleh Khalifah kita Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra?, beliau menyingkap kain penutup wajah Rasulullah saw lalu memeluk Jenazah beliau saw dan menciuminya seraya menangis dan berkata lirih : “Demi ayahku, Engkau dan Ibuku, tak akan terjadi dua kali kematian atasmu.. (maksudnya engkau tak akan merasakan sakitnya kematian lagi setelah ini).
Demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari (hadits no.4187).
Mengapa Abubakar Ashiddiq ra bersumpah dengan ayah ibunya dan Rasul saw?, dan berkata kata kepada Jenazah yang sudah wafat?, mengapa pula ia menangis dan menciumi jenazah itu?, mengapa menciumi jenazah orang yang sudah wafat sambil menangis?, adakah kita menemukan jawaban lain selain luapan kecintaannya pada Muhammad Rasulullah saw?, alangkah cintanya Abubakar Asshiddiq ra kepada Rasul saw, bahkan setelah wafat pun Abubakar Asshiddiq masih menciumi jenazah beliau saw, Alangkah cintanya Umar bin Khattab kepada Rasul saw hingga ia awalnya tak mau menerima kejadian wafatnya Rasul saw..?, tak percaya, dan mengingkari wafatnya Rasul saw?, mengapa?, bodohkah ia?, adakah jawaban lain selain besarnya kecintaan Umar bin Khattab ra pada Nabi saw?,
Wahai Allah Yang Maha Memenuhi sanubari para sahabat Nabi dengan kecintaan dan Asyik rindu pada Nabi Mu Muhammad saw.. Jadikan sanubari kami diterangi pula kecintaan pada Nabi Mu Muhammad saw, dan jadikanlah sanubari kami beridolakan Nabi Muhammad saw..Aamiin..

Silsilah Tariqah Dzurriah Turun Temurun

Oleh ‎عبد القادر الحميد‎ pada 14 Februari 2014 pukul 6:53
Silsilah Tariqah Dzurriah Turun Temurun
========================== oleh Al-Habib Abdulloh bin Husein bin Thohir
Walhamdulillah, kita bersyukur kepada Alloh bahwa perjalanan kita serta para pemimpin-pemimpin kita, para leluhur kita dan pendahulu kita dari golongan ‘alawiyien adalah berjalan pada manhaj dan jalan yang lurus lagi kokoh. Semenjak Imam kita Sayyiduna `Ali bin Abi Tholib menerimanya dari Rosululloh saw, begitu pula yang diterima oleh Sayyidatina Khodijah binti Khuwailid istri beliau saw, dan putri beliau Sayyidatina Fathimatuzzahro Al-Batul dan kedua putranya Sayyidinal-Hasan dan Sayyidinal-Husein (Rodhiyallohu `anhum). Kesemua mereka ini mengambil dari Rosululloh saw.
Lalu telah berjalan dengan jalan mereka pula serta mengambil juga menerima dari mereka, seperti Sayyidina `Ali bin Al-Husein yang dijuluki dengan Zainul-`abidin kemudian putra beliau Al-Imam Muhammadil-Baagir, kemudian putra beliau Al-Imam Ja`farus-Shoodiq, kemudian putra beliau Al-Imam Musal-Kaadzim dan Al-Imam `Ali Al-`Uroidhi, kemudian putra beliau Al-Imam Muhammad bin `Ali, kemudian putra beliau Al-Imam `Isa bin Muhammad, kemudian putra beliau Al-Imam Ahmad bin `Isa, kemudian putra beliau Sayyidina `Ubaidillah bin Ahmad, kemudian putra beliau Sayyidina `Alwi bin `Ubaidillah, kemudian putra beliau Sayyidina Muhammad bin `Alwi, kemudian putra beliau Sayyidina `Alwi bin Muhammad, kemudian putra beliau Sayyidina `Ali bin `Alwi Khooli` Gosam, kemudian putra beliau Sayyidina Muhammad bin `Ali Shoohib Mirbaath, kemudian putra beliau Sayyidina `Ali bin Muhammad serta saudaranya yang dikenal dengan `Ammul-Fagiih dan yang segenerasi dengan mereka berdua, kemudian Sayyidina Muhammad bin `Ali bin Muhammad bin `Ali yang bergelar Al-Fagiihil-Muqoddam dan yang segenerasi dengannya,
kemudian putra beliau Al-habib `Alwi dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib `Ali bin `Alwi dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib Muhammad bin `Ali Maulad-Dawiilah dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib `Abdurrohman Assaggoof dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib Abubakar As-Sakroon dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib `Abdulloh Al-`Aidarus dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib Abubakar Al-`Adni serta As-Sayyid `Abdurrohman bin `Ali bin Abibakar As-Sakroon dan yang segenerasi dengan mereka berdua, kemudian As-Sayyid `Umar bin Muhammad Ba-Syaibaan Al-`Alawi dan yang segenerasi dengannya, kemudian As-Sayyid As-Syech Abubakar bin Saalim dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib Husein bin Abibakar dan yang segenerasi dengannya, kemudian Al-habib `Umar bin `Abdurrohman Al-`Atthoos dan yang segenerasi dengannya, kemudian Al-habib `Abdulloh bin `Alwi Al-Haddad dan yang segenerasi dengannya, kemudian putra beliau Al-habib Hasan bin `Abdulloh Al-Haddad dan yang segenerasi dengannya, kemudian As-Sayyid Al-Haamid bin `Umar Al-`Alawi dan yang segenerasi dengannya, kemudian Al-habib `Umar bin Saggoof dan yang segenerasi dengannya.

= SEBAB SEMUA PUTRA NABI SAW DI WAFATKAN ALLAH SWT MASIH KECIL =

= SEBAB SEMUA PUTRA NABI SAW DI WAFATKAN ALLAH SWT MASIH KECIL = Sebelumnya marilah kita mengenal terlebih dahulu semua anak-anak Nabi Muhammad saw. yang berjumlah tujuh orang. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Tarikh al-Hawadits wa-l-Ahwal an-Nabawiyyah karya as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, putra-putri Rasulullah saw. adalah sebagai berikut.
Putra-Putri Nabi Muhammad saw. -------------------------------------------------
Al-Qasim, seorang laki-laki, anak pertama Rasulullah saw. yang dilahirkan dan meninggal sebelum masuk masa kenabian (masa mulai turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw.), ketika meninggal ia masih berusia dua tahun.
Abdullah, putra Nabi saw. yang disebut juga at-Thayyib dan at-Thahir, ada pula yang berpendapat bahwa nama lainnya adalah at-Thayyib bukan at-Thahir. Mengenai kelahirannya ada yang berpendapat bahwa ia lahir ketika telah masuk masa kenabian, tetapi ada pula yang mengatakan kalau ia tak pernah menemui masa kenabian.
Zainab, anak perempuan Rasulullah saw. yang tertua. Melahirkan anak yang bernama ‘Ali dan Yahya yang keduanya meninggal waktu masih kecil.
Ruqayyah, putri Rasulullah saw. yang diperistri oleh Utsman bin Affan. Beliau melahirkan seorang anak yang bernama Abdullah. Putri Rasulullah saw. ini wafat pada hari ketika Zaid bin Haritsah menyampaikan berita gembira tentang kemenangan kaum muslimin dalam pertempuran Badar.
Ummu Kultsum, putri Nabi saw. yang dinikahi Utsman bin Affan setelah saudarinya (Ruqayyah) wafat. Ummu Kultsum wafat pada bulan Sya’ban tahun 9 Hijriyah tanpa memiliki anak.
Fathimah (Fatimah), putri Nabi saw. yang diperistri oleh ‘Ali bin Abi Thalib. Beliau melahirkan anak yang bernama Hasan, Husain, Muhsin, Ruqayyah, Zainab dan Ummu Kultsum. Adapun Muhsin dan Ummu Kultsum meninggal waktu masih kecil. Ibrahim, putra Rasulullah yang meninggal saat berumur tujuh puluh malam, ada pula yang mengatakan saat berusia tujuh bulan dan yang lain berpendapat berumur delapan bulan.
Putra-putri Nabi Muhammad saw. yang bernama al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah dilahirkan di Makkah oleh istri Nabi saw. yang pertama, yaitu Khadijah r.a. Semua putri Rasulullah saw. pernah mengalami masa kenabian, masuk Islam dan turut berhijrah ke Madinah.
Adapun Ibrahim dilahirkan di Madinah oleh istri Nabi saw. yang bernama Maria al-Qibthiyyah (orang Mesir).
Semua anak-anak Nabi saw. meninggal saat beliau masih hidup, kecuali Fathimah yang wafat paling akhir, yakni tujuh bulan setelah wafatnya Rasulullah saw.
Mengapa Semua Putra Nabi Diwafatkan Masih Kecil ?
Sebagaimana yang telah diterangkan di atas, putra-putra Rasulullah saw. (al-Qasim, Abdullah dan Ibrahim) semuanya meninggal ketika masih kecil, sehingga keturunan Rasulullah saw. diteruskan lewat anak perempuan beliau. Mengapa bukan dari anak laki-lakinya dan mengapa pula mereka diwafatkan sewaktu masih kecil?
Ini karena Nabi Muhammad saw. telah ditetapkan sebagai nabi terakhir sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT. dalam al-Qur’an Surah al-Ahzab ayat 40 yang artinya:
“…tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
oleh karena itu seandainya putra-putra beliau tumbuh dewasa, maka mereka hanya akan menjadi orang biasa dan tidak akan mungkin menjadi nabi, padahal nabi-nabi yang lain mempunyai putra-putra yang juga menjadi nabi (seperti Nabi Ibrahim yang punya anak Nabi Ismail dan Nabi Ishaq; Nabi Ya’qub punya anak Nabi Yusuf; Nabi Daud punya anak Nabi Sulaiman), untuk itulah Allah mewafatkan putra-putra Rasulullah saw. agar kehormatan dan keutamaan beliau sebagai Pemimpin/Penghulu Para Nabi dan Rasul (Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin) tetap terjaga. Walhasil, keturunan Rasulullah saw. diteruskan oleh anak perempuan beliau, karena orang perempuan tidak pernah menjadi nabi.

Jumaat, 14 Februari 2014

Rasulullah S.A.W bersabda :

مَنْ اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالَعِلْم ِ
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”
InsyaAllah majlis mingguan MTDM akan bersambung seperti biasa,
Tarikh : 14/02/14...Lihat Selengkapnya
"Sesungguhnya para ulama’ itu adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan dinar mahupun dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya (ilmu tersebut) bererti dia telah mengambil bahagian ilmu yang banyak”. – (Riwayat Abu Daud & At-Tirdmizi)
Ayuh umat Rasulullah S.A.W. ambil bahagian kalian !!!
InsyaALLAH kita teruskan fenomena luarbiasa ini pada setiap Jumaat di tempat & masa yang telah ditentukan-NYA (rujuk info di poster rasmi ini).
Hayati sirahnya, ikuti sunnahnya & teladani akhlaknya Baginda S.A.W
• Info lanjut, klik ---> http://www.darulmurtadza.com/p/maklumat-majlis-talim.html
• 'Subscribe' MTDM ---> http://www.youtube.com/user/DarulMurtadza
• 'Follow' Twitter rasmi MTDM ---> https://twitter.com/#!/Darul_Murtadza
• 'Like' & 'share' ---> https://www.facebook.com/MTDMmerchandise — di Masjid Muadz bin Jabal.

ziarah zanbal...

Tertib setiap pagi jumaat pelajar dar
mustofa dan rubat tarim, ziarah zanbal...
Kakak beradik.. Habib Omar, Habib Attas
dan Habib Ali Masyhur sdg membacakn
yasin d maqom imam al haddad...
Al-Imam Abdullah bin Ahmad Bafaqih ra.
mengatakan, “Sejak kecil Al-Habib Abdullah
Al-Haddad bila matahari mulai menyinsing,
beliau mencari beberapa masjid yang ada
di kota Tarim untuk solat sunnah 100
hingga 200 raka’at kemudian berdoa dan
sering membaca Yasin sambil menangis. Al-
Habib Abdullah Al-Haddad telah mendapat
anugerah (fath) dari Allah sejak masa
kecilnya sehingga menjadi wali qutb lebih
dari 40 tahun"
“Berziarah-kuburlah, kerana ia dapat
mengingatkanmu akan akhirat” (Ibnu
Majah)..copas

HARI INI DALAM SEJARAH

MEMPERINGATI LEFTENAN ADNAN
Tarikh 14 Februari menyaksikan satu tragedi, satu pengorbanan dan satu perjuangan seorang anak Melayu, yang tidak pernah merasa gentar berdepan dengan maut demi mempertahankan tanah melayu dari penaklukan tentera Jepun.
Leftenan Adnan bin Saidi merupakan anak Melayu yang berjuang bermati-matian untuk melawan tentera Jepun semasa Perang Dunia ke-2 dan beliau gugur di medan perang pada tarikh 14 Februari ini.
Keberanian Leftenan Adnan mempertahankan Malaya turut diakui oleh Jeneral Yamashita Tomoyuki yang juga dikenali sebagai Harimau Malaya. Jeneral Yamashita berkata "Sekiranya ada 10 lagi tentera seperti dia, Jepun mungkin memerlukan 10 lagi divisyen untuk menakluk Malaya".
Marilah kita bersama-sama sedekahkan Al-Fatihah kepada roh beliau dan berdoa semoga roh beliau dicucuri rahmat. Al-Fatihah.
Al-Arif Al-Habib Muhammad bin Hadi Assegaf, dilahir pada tahun 1291 H di era abad ke-21 ini.
Wasiat-wasiat Al-Habib Muhammad bin Hadi Assegaf kepada para penduduk akhir zaman sebagaimana telah disampaikan oleh Ibrahim bin Adham, yaitu :
1. Manusia hendaknya menghindari banyak tidur, karena hal itu akan menghapus keberkahan umur.
2. Manusia hendaknya menghindari banyak bicara tentang hal-hal yang tidak bermanfaat, karena itu menyebabkan meninggal dalam keadaan buruk (Su’ul Khotimah).
3. Manusia juga hendaknya menghindari banyak makan, karena hal itu menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan nikmatnya Ibadah.
4.Manusia hendaknya tidak terlalu banyak bergaul dengan masyarakat luas, karena hal itu membuat tidak lurus dalam berpegang teguh terhadap masalah dan urusan agama.

TAZKIRAH HARI JUMAAT- 14HB FEB 2014

★ BESI itu kuat, tapi API mampu
meleburkan'nya
☆ API itu kuat, tapi AIR mampu
memadamkannya
★ 🍷AIR itu kuat, tapi AWAN mampu b menyerap'nya
☆ ⛅AWAN itu kuat, tapi ANGIN mampu menolak'nya
★ 🚩ANGIN itu kuat, tapi BUKIT mampu menghalangi'nya
☆ BUKIT itu kuat, tapi MANUSIA mampu
menghancurkannya
★👤 MANUSIA itu kuat, tapi
NAFSU mampu
menundukan'nya
☆ 👹NAFSU itu kuat, tapi IMAN mampu
mengalahkan'nya
〃Tapi bila IMAN KUAT tiada apa yang mampu mengalahkan'nya
Ya ALLAH.. Kuatkan IMAN kami dimana saja kami berada..
مــين.آمِيـن آمِيـن يا رَبَّ آلٌعَآلَمِِيِن
TAPI YANG MENGALAHKAN IMAN PULAA....... UJUB
Ujub ialah PERASAAN kagum atas diri sendiri. Merasa diri HEBAT. Bangga diri. Terpesona dengan kehebatan diri.
Perasaan ujub boleh datang pada bila-bila masa.
Orang yang rajin ibadah merasa kagum dengan ibadahnya.
Orang yang berilmu, kagum dengan ilmunya.
Orang yang cantik, kagum dengan kecantikannya.
Orang yang dermawan, kagum dengan kebaikannya.
Orang berjawatan tinggi, kagum dgn jawatannya.
Orang yg bijak berpidato, kagum dgn pidatonya,
Orang yg petah berbicara, kagum dgn kepetahannya
Orang yang berdakwah, kagum dengan dakwahnya
. Walhal semua kelebihan atau keistimewaan itu adalah milik Allah dan diberikan kepada manusia.
Sufyan at-Tsauri mengatakan ujub adalah perasaaan kagum pada dirimu sendiri sehingga kamu merasa bahawa kamu lebih mulia dan lebih tinggi darjat.
Muthrif rahimahullah telah berkata, “Kalau aku tidur tanpa tahajud dan bangun dalam keadaan menyesal, adalah lebih baik dari aku bertahajud tetapi berasa kagum dengan amalan tahajud tadi.”
Seorang sahabat Nabi Abu Ubaidah al-Jarrah yang menjadi imam. Setelah selesai beliau berkata, “Syaitan sentiasa menghasut aku supaya merasa aku ini lebih hebat dari orang di belakangku. Aku tidak mahu jadi imam sampai bila-bila.”
Ingatlah, semua kelebihan adalah anugerah dari Allah, oleh itu kagumlah hanya kepada Allah, bukan diri sendiri.
Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Surah An-Nisaa', sebahagian ayat 36)
Nabi saw. bersabda, "Apabila seorang lelaki sedang berjalan dengan memakai baju yang kemas dan rambut yang disikat menyebabkan dia rasa kagum dengan pakaian dan dandanan rambutnya (perasan lawa). Lalu Allah tenggelamkan dia ke dalam muka bumi dan dia terus ditenggelamkan sampai hari kiamat.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Nabi saw. bersabda, "Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang iaitu kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujub (rasa kagum dengan diri sendiri).”
(HR Al-Bazzar dan Al-Baihaqi)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,”ketahuilah bahwa keikhlasan niat terkadang dihalangi oleh penyakit ujub. Sesiapa ujub dengan amalnya sendiri maka akan terhapus amalnya". (Syarh Arba’in)
WALLAHUALAM..

Dari Ali bin Abi Thalib Kwh berkata.

Dari Ali bin Abi Thalib Kwh berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?Rasulullah Saw bersabda:
“Apabila…
1. Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
2. Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
3. Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4. Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
5. Mendurhakai ibunya,
6. Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7. Berbuat zalim kepada ayahnya,
8. Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
9. Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10. Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
11. Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
12. Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
13. Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
14. Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
15. Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa;
1. taufan merah (kebakaran)
2. tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor)
3. perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)
Semoga menjadi renungan bagi kita semua atas bencana yg silih berganti menimpa negeri kita
Sebagai penutup, renungkanlah firman Allah Swt berikut serbagai introfeksi kita semua:
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96) Semoga bermanfaat, Wallahualam
oleh Umar Alaydrus

Khamis, 13 Februari 2014

MUTIARA KALAM;...

Al'Arif billah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar.... MUTIARA KALAM;...
> Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah
> Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut.
> Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.
> Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
> Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
> Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.
> Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
> Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
> Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
> Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
> Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
> Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.
> Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
> Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
> Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
> Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.
> Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
> Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih-Nya.
> Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.
> Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.
> Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.
> Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.
> Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
> Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
> Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
> Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
> Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aalihi wasohbihi wasallim, Assalamu'alaika ayyuhannabiyyu warohmatullohi wabarokaatuh assalaamu 'alainaa wa 'alaa ibaadillaahissoolihiin..

BERUNTUNGLAH YANG PUNYA NAMA MUHAMMAD ATAU AHMAD

Subhanallah.... BERUNTUNGLAH YANG PUNYA NAMA MUHAMMAD ATAU AHMAD ================
Dikisahkan suatu ketika ada malaikat yang diperintahkan Allah Swt untuk turun ke neraka dan menanyakan tentang dua orang pemuda yang ada di sana. "Wahai Malaikat, tanyakan siapa nama dua pemuda itu?" Lantas, Malaikat yang diperintahkan tadi turun ke neraka.
"Siapa nama kamu?" kata Malaikat. "Muhammad?! Kamu? Ahmad?!" kata dua pemuda tersebut.
Lalu, Malaikat terbang lagi memberiken laporan, "Ya Rabb".
"Siapa Malaikat?!" (Sebetulnya Allah sudah tahu, tapi karena perintah Allah, Malaikat laksanakan itu perintah).
Berkatalah Malaikat, "Satunya Muhammad, satunya lagi Ahmad." Mendengar perkataan Malaikat tadi, Allah Swt tegas menjawab:
"Silahkan kamu keluarkan dua hambaKu, Muhammad dan Ahmad. Karena neraka itu telah bersumpah kepada-Ku (Demi Engkau Ya Allah, Demi Kemaha Kuasaan-Mu Ya Allah, Demi KebijaksanaanMu Ya Allah, Aku neraka tidak akan menyakiti, tidak akan membakar, tidak akan melukai. Bahkan, Aku ini neraka tidak akan menyiksa hamba-Mu yang punya sebutan Muhammad dan Ahmad."
Sedikit hikmah dari kisah ini memberikan hikmah bagi kita, bahwa neraka saja sudah angkat tangan dengan orang yang punya Muhammad atau Ahmad di namanya.
Masya Allah, ini karena mulianya Nabi Muhammad shallallahu alahi wasallam. Sampai-sampai, dinyatakan pula oleh Allah swt di dalam hadis Qudsi-Nya:
"Seandainya tidak karena engkau ya Muhammad, tidakKu ciptakan langit dan bumi seisinya."
Ketahuilah Muhammad Nabi kita, Muhammad Rasul kita, itu adalah Habibullah/Kekasihnya Allah Swt.,
وَ الـلَّــــهُ اَعْــلَـــمْ بِالصَّــــوَابِ اللهم صل علے سيــدنا محمـد و علے أل سيــدنا محمـد

Anjuran kepada putra-putri Alawiyyin.

Anjuran kepada putra-putri Alawiyyin Dari para leluhur yang saleh dan mulia, kita akan di bimbing kepada jalan yang penuh petunjuk dari Allah SWT. Berkata Al-Imam Asy-Syeikh Abdullah bin Ahmad Basaudan RA di dalam kitabnya Al-Futuuhah Al-Arsyiah, setelah menyebutkan beberapa kitab yang terkarang dimana disana disebutkan riwayat hidup para Saadah.Beliau berkata, “Pintasilah jalan yang penuh cahaya sebagaimana yang telah dipaparkan dalam kitab Ihya Ulumiddin, supaya anda tergolong dari orang-orang yang punya rasamalu, dan pintasilah jalan hidayat dengan mengamalkan apa yang ada didalam kitab Bidayatul Hidayah.”
Berkata Sayyiduna Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Ja’far bin Ahmad bin Zein Alhabsyi, “Qodho (ketetapan) itu tidak dapat dipungkiri, dan syariat harus diikuti tanpa dikurangi dan ditambahi. Para imam kita keluarga Bani Alawy telah melintasi jalur yang mulus dan jalan yang lurus.Barangsiapa yang mencari aliran baru untuk dirinya sendiri atau untuk putra-putrrinya dengan cara tidak menempuh dijalan para datuk-datuknya yang saleh dan mulia, maka pada akhir umurnya ia akan menemui kekecewaan dan kebinasaan. ”Mereka itulah yang dikatakan sebagai golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dikategorikan pada golongan yang selamat bersama Nabi SAW. Mereka itulah orang-orang yang bakal mendapat syafaat beliau SAW.
Berkata Sayyiduna Al-Imam Al-Ahqof As-Sayyid Umar bin Saggaf Assaggaf kepada anaknya, “Aku berpesan kepada mu,hendaklah kau bersungguh-sungguh mengikuti perjalanan para Salafuna As-sholeh dari Ahlul Bait An-Nabawy, terlebih-lebih dari keluarga Bani Alawy. Bersungguh–sungguhlah dan bergiatlah dalam mengikuti perjalanan mereka niscaya kau akan sukses.”
Oleh : Umar Alaydrus.

Menghargai Pemberian

Diriwayatkan dalam Shohih Bukhori, bahwa pernah suatu ketika Rasulullah SAW mendapat undangan makan dari seorang sahabat wanita bernama Bariroh r.ha., yg mana beliau adalah seorang hamba sahaya yg mikin. Rasulullah SAW pun menerima undangan itu, lalu beliau meminta kepada seorang sahabat untuk menemaninya pergi ke rumah sahabat wanita tersebut. Salah satu akhlak Nabi kita adalah apabila Beliau diundang oleh seorang yg miskin, maka Beliau akan memenuhi undangan tersebut dengan tergesa2 karena takut akan membuat hati mereka kecewa jika Beliau datang terlambat.
Dan tatkala Nabi Muhammad SAW telah sampai di rumah Sayyidah Bariroh r.ha, Beliau pun dijamu oleh tuan rumah dengan makanan yg terbuat dari bubur gandum yg bercampur dengan daging. Ketika Nabi Sang pujaan hati hendak memakannya, maka berkatalah sahabat yg datang bersama Nabi, "Ya Rasulullah ini adalah makanan shodaqoh! Dan anda dilarang untuk memakan shodaqoh".
Kemungkinan sahabat ini keceplosan dan memperkirakan kalau makanan seperti itu tidak mungkin didapat oleh Sayyidah Bariroh r.ha. kecuali ia dapatkan dari shodaqoh orang lain. Dan ternyata benar makanan itu adalah makanan yang dishodaqohkan kepadanya. Makanan itu dikenal sangat enak di kalangan Arab, bahkan kemungkinan ia belum pernah mencicipi makanan itu disebabkan oleh kemiskinannya. Namun, ia tidak ingin memakannya karena ingin menjamu Nabi Muhammad SAW Sang kekasih hati.
Mendengar hal itu, Sayyidah Bariroh r.ha. pun menjadi malu karena telah menghidangkan makanan shodaqoh kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan keindahan akhlak yang dimiliki Nabi kita, Beliau pun menanggapi perkataan sahabat tadi dan bermaksud untuk menghibur hati tuan rumah, yang kurang lebih bermakna, "Ini adalah shodaqoh untuk Bariroh, akan tetapi telah menjadi hadiah untuk kita" (karena makanan itu telah menjadi hak Sayyidah Bariroh r.ha. yang kemudian dihadiahkan kepada Sang Nabi tercinta).
Demikianlah akhlak Nabi kita Al-Musthofa SAW yang mana Beliau tidak pernah mengecewakan siapapun khususnya umat Beliau. Demikian pula akhlak Beliau yang tidak pernah mencela hadiah dari orang lain karena takut melukai hati si pemberi hadiah dan karena bisa jadi hadiah itu merupakan suatu yang cukup berharga bagi si pemberi khususnya pemberi yang sebenarnya ia juga membutuhkan, sebagaimana yang terjadi dalam kisah di atas. Allahu A'lam bisshowab. Menghargai Pemberian
Diriwayatkan dalam Shohih Bukhori, bahwa pernah suatu ketika Rasulullah SAW mendapat undangan makan dari seorang sahabat wanita bernama Bariroh r.ha., yg mana beliau adalah seorang hamba sahaya yg mikin. Rasulullah SAW pun menerima undangan itu, lalu beliau meminta kepada seorang sahabat untuk menemaninya pergi ke rumah sahabat wanita tersebut. Salah satu akhlak Nabi kita adalah apabila Beliau diundang oleh seorang yg miskin, maka Beliau akan memenuhi undangan tersebut dengan tergesa2 karena takut akan membuat hati mereka kecewa jika Beliau datang terlambat.
Dan tatkala Nabi Muhammad SAW telah sampai di rumah Sayyidah Bariroh r.ha, Beliau pun dijamu oleh tuan rumah dengan makanan yg terbuat dari bubur gandum yg bercampur dengan daging. Ketika Nabi Sang pujaan hati hendak memakannya, maka berkatalah sahabat yg datang bersama Nabi, "Ya Rasulullah ini adalah makanan shodaqoh! Dan anda dilarang untuk memakan shodaqoh".
Kemungkinan sahabat ini keceplosan dan memperkirakan kalau makanan seperti itu tidak mungkin didapat oleh Sayyidah Bariroh r.ha. kecuali ia dapatkan dari shodaqoh orang lain. Dan ternyata benar makanan itu adalah makanan yang dishodaqohkan kepadanya. Makanan itu dikenal sangat enak di kalangan Arab, bahkan kemungkinan ia belum pernah mencicipi makanan itu disebabkan oleh kemiskinannya. Namun, ia tidak ingin memakannya karena ingin menjamu Nabi Muhammad SAW Sang kekasih hati.
Mendengar hal itu, Sayyidah Bariroh r.ha. pun menjadi malu karena telah menghidangkan makanan shodaqoh kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan keindahan akhlak yang dimiliki Nabi kita, Beliau pun menanggapi perkataan sahabat tadi dan bermaksud untuk menghibur hati tuan rumah, yang kurang lebih bermakna, "Ini adalah shodaqoh untuk Bariroh, akan tetapi telah menjadi hadiah untuk kita" (karena makanan itu telah menjadi hak Sayyidah Bariroh r.ha. yang kemudian dihadiahkan kepada Sang Nabi tercinta).
Demikianlah akhlak Nabi kita Al-Musthofa SAW yang mana Beliau tidak pernah mengecewakan siapapun khususnya umat Beliau. Demikian pula akhlak Beliau yang tidak pernah mencela hadiah dari orang lain karena takut melukai hati si pemberi hadiah dan karena bisa jadi hadiah itu merupakan suatu yang cukup berharga bagi si pemberi khususnya pemberi yang sebenarnya ia juga membutuhkan, sebagaimana yang terjadi dalam kisah di atas. Allahu A'lam bisshowab.
Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aalihi wasohbihi wasalim.

Pertemuan Syaidina Umar RA dengan Uwais Al qarni (Waliullah)

Abu Yazid al Busthami mengatakan: “Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin di bumi-Nya dan takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya“.
Suatu hari Umar r.a. kedatangan rombongan dari Yaman, lalu ia bertanya: “Adakah di antara kalian yang datang dari suku Qarn?”. Lalu seorang maju ke dapan menghadap Umar. Orang tersebut saling bertatap pandang sejenak dengan Umar. Umar pun memperhatikannya dengan penuh selidik. “Siapa namamu?” tanya Umar. “Aku Uwais”, jawabnya datar. “Apakah engkau hanya mempunyai seorang Ibu yang masih hidup?, tanya Umar lagi. “Benar, Amirul Mu’minin”,
jawab Uwais tegas. Umar masih penasaran lalu bertanya kembali “Apakah engkau mempunyai bercak putih sebesar uang dirham?” (maksudnya penyakit kulit berwarna putih seperti panu tapi tidak hilang).
“Benar, Amirul Mu’minin, dulu aku terkena penyakit kulit “belang”, lalu aku berdo’a kepada Allah agar disembuhkan. Alhamdulillah, Allah memberiku kesembuhan kecuali sebesar uang dirham di dekat pusarku yang masih tersisa, itu untuk mengingatkanku kepada Tuhanku”. “Mintakan aku ampunan kepada Allah”. Uwais terperanjat mendengar permintaan Umar tersebut, sambil berkata dengan penuh keheranan. “Wahai Amirul Mu’minin, engkau justru yang lebih behak memintakan kami ampunan kepada Allah, bukankah engkau sahabat Nabi?” Lalu Umar berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata
“Sesungguhnya sebaik-baik Tabi’in adalah seorang bernama Uwais, mempunyai seorang ibu yang selalu dipatuhinya, pernah sakit belang dan disembuhkan Allah kecuali sebesar uang dinar di dekat pusarnya, apabila ia bersumpah pasti dikabulkan Allah. Bila kalian menemuinya mintalah kepadanya agar ia memintakan ampunan kepada Allah” Uwais lalu mendoa’kan Umar agar diberi ampunan Allah. Lalu Uwais pun menghilang dalam kerumunan rombongan dari Yaman yang akan melanjutkan perjalanan ke Kufah. (HR Ahmad)

Rabu, 12 Februari 2014

DIMANAKAH ORG TUA NABI?????

diakhir zaman ni sangat miris rasa hati kami saat terdengar oleh telinga kami dimimbar2 berkoar dari org yg menggaku cinta kepada nabi tetapi mengatakan org tua nabi dineraka dgn berdalil......hadits shohih dari imam muslim Al-Imaam Muslim rahimahullah berkata :
وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيْنَ أَبِي؟ قَالَ: فِي النَّارِ، فَلَمَّا قَفَّى، دَعَاهُ، فَقَالَ: " إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ "
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Tsaabit, dari Anas : Bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, dimanakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada ?”. Beliau menjawab : “Di neraka”. Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata : “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 203].
bagaimana cara menjawab????
maka disini kami menjawab dgn ilmu yg telah kami timba dari guru2 mulia yg mempunyai sanad terhubung hingga rasulullah saw
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Ahmad 3/268, Abu Ya’laa no. 3516, Abu ‘Awaanah no. 289, Ibnu Hibbaan no. 578, Abu Nu’aim dalam Al-Musnad Al-Mustakhraj no. 503, Ibnu Mandah dalam Al-Iimaan 2/871 no. 926, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 7/190 dan dalam Dalaailun-Nubuwwah 1/191, Ibnu Masykuwaal dalam Ghawaamidlul-Asmaa’ Al-Mubhamah 1/400; semuanya dari jalan ‘Affaan, dari Hammaad bin Salamah dan selanjutnya seperti riwayat di atas.
‘Affaan dalam periwayatan dari Hammaad bin Salamah mempunyai mutaba’ah dari :
1. Muusaa bin Ismaa’iil At-Tabuudzakiy Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat.
Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4718, Abu ‘Awaanah no. 289, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 7/190 dan dalam Dalaailun-Nubuwwah 1/191, serta Al-Jurqaaniy dalam Al-Abaathiil wal-Manaakiir no. 212.
2. Wakii’ bin Al-Jarraah; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi imam.
Diriwayatkan oleh Ahmad 3/119 dan Abu Nu’aim dalam Al-Musnad Al-Mustakhraj no. 502.
3. Rauh bin ‘Ubaadah Al-Qaisiy; seorang yang tsiqah.
Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 6806.
Hadits ini telah dilemahkan sebagian orang, yang kebanyakan di antara mereka mengikuti pelemahan Al-Imaam As-Suyuuthiy
rahimahullah, dan beliau telah keliru dalam hal ini. Pelemahan ini ada dua segi, dari segi sanad dan segi matan.
1. Segi sanad.
Hammaad bin Salamah, meskipun tsiqah, tapi ia berubah hapalannya di akhir hayatnya.
Dijawab :
Benar, bahwasannya Hammaad disifati dengan apa yang dikatakan dalam kritik tersebut.
Haammaad ini selengkapnya bernama Hammaad bin Salamah bin Diinaar Al-Bashriy, Abu Salamah bin Abi Sakhrah maulaa Rabii’ah bin Maalik bin Handhalah bin Bani Tamiim. Ia perawi yang dipakai Al-Bukhaariy dalam Shahih-nya (muallaq), Muslim, Abu Daawud, Ar-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah. Termasuk generasi pertengahan atbaa’ut-taabi’iin (thabaqah 8), wafat tahun 167 H. Ibnu Hajar berkata tentangnya : “Tsiqah, lagi ‘aabid, orang yang paling tsabt dalam periwayatan hadits Tsaabit (Al-Bunaaniy). Berubah hapalannya di akhir usianya” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268-269 no. 1507].
Al-Baihaqiy rahimahullah berkata :
هو أحد أئمة المسلمين إلا أنه لما كبر ساء حفظه فلذا تركه البخاري وأما مسلم فاجتهد وأخرج من حديثه عن ثابت ما سمع منه قبل تغيره وما سوى حديثه عن ثابت لا يبلغ اثني عشر
“Ia adalah salah seorang imam di antara para imam kaum muslimin. Akan tetapi ketika lanjut usia, hapalannya menjadi buruk. Oleh karena itu Al-Bukhaariy meninggalkannya. Adapun Muslim, maka ia berijtihad dan meriwayatkan haditsnya dari Tsaabit yang didengarnya sebelum berubah hapalannya. Adapun selain haditsnya dari Tsaabit, tidak sampai berjumlah 12 buah yang ia riwayatkan dalam syawaahid” [Tahdziibut-Tahdziib, 3/14].
2.Segi Matan. Sebagian ulama menganggap bahwa matan hadits ini ma’lul karena bertentangan dengan ayat :
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” [QS. Al-Israa’ : 15
dalam pandangan ahlu hadits "jika hadist tersebut diriwayatkan dari satu org ke satu org lainnya (yaitu bukan hadist mutawatir) maka tidak bisa dijadikan qawaid walaupun itu hadist shohih
lagi pula yg bisa dijadikan qawaid hanya dalil qoti' yaitu alqur'an dan alhadits yg mutawatir(periwayatnya bnyak) hadits diatas bertentangan dgn firman allah swt dalam surat al-isra' ayat 15 yg berbunyi...:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” [QS. Al-Israa’ : 15].
karena ayat alqur'an lebih unggul dari hadist yg buka mutawatir maka dikatakan kedua org tua nabi adalah termasuk umat yg hidup dizaman fatroh atau hidup dizaman blm diutusnya nabi pengganti nabi sebelumnya
adapun hadist nabi muhammad saw..
استأذنت ربّي أنّ أستغفر لأمي فلم يأذن لي و استأذنته أن أزور قبرها فأذن لي “aku meminta izin robbku untuk meminta ampunan buat ibuku Dia tidak mengizinkan-Nya. Akau meminta izin untuk mengunjungi kuburnya, Dia mengizinkannya.” (HR.Muslim: 105)
kita rincikan hukum dari hadits ini
1.takala rasulullah meminta izin kepada allah untuk meminta ampunan buat ibunya yaitu sayidah aminah maka allah tidak mengizikannya
timbul pertanyaan menggapa????
maka menjawab allah swt telah mengampuni ahlu fatroh dgn syarat mereka tetap berpegang teguh dgn syariat agama nabi ibrahim as tidak pernah menyembah berhala
dan bagaimana bisa seorg yg paling mulia dari seluruh makhluk allah bsa bersemayam didalam rahim seorg wanita yg syirik???? maka hal tersebut gk bisa masuk diakal tidak sesuai dan sesungguhnya allah maha adil dgn sesungguhnya ahlu fatroh tidak pnya paksaan (mukallaf) untuk melakukan kewajiban karena blm ada diutus nabi yg mengajarkan syareat mereka jadi agar bisa dipikir pake otak yg jernih bro...
2.maka takkala rasulullah meminta izin untuk menziarohi ibunya allahpun mengizinkannya
coba bayangkin apa ada dalil allah memerintahkan untuk menziarohi kuburan kaum kafir??? apa ade dalil menyuruh ziaroh kuburan firaun or korin or hamman n kaum kafir lainnya???? hehehe yg ada malah kita dianjurkan menziarohi kuburan kaum muslim bukan kafir dari masalah ini bisa kita pahami dgn jelas kalo ibu rasulullah saw trmasuk ahlu fatroh yaitu mati dalam keadaan muslim dijamin allah swt ke surga
sedangkan menurut agamanya wahabi boleh ziaroh ke kuburnya org kafir hehehe nah ini dia akhir zaman pengikut dajal yg ingin merusak kemurnian syariat rasulullah saw dgn menyebarkan keraguan2 keimanaan org awam penting bagi kita untuk belajar agama dan menyebarkannya agar mereka semua paham dan tidak mudah tergoyangkan aqidahnya
والله اعلم
kalo bisa dishare ya ikhwani

Keluasan Ilmu dan Akhlak Budi Pekerti di Negeri Seribu Wali, Tarim Hadramaut, Yaman.

(oleh Adda’i Ilallah Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa)
Berikut adalah contoh kisah tentang keluasan ilmu yang ada di kota Tarim Hadramaut sehingga wilayah itu disebut dengan kota Ulama’, dan hal ini menimbulkan banyak orang yang penasaran dan ingin membuktikan kebenarannya, maka suatu waktu di zaman Al Imam Abdullah Al Haddad datanglah seorang alim asal Baghdad dan ia mulai menuju kota Tarim, dan setelah ia mulai memasuki beberapa langkah di kota Tarim, tiba-tiba itu ketumpahan air dari atas kepalanya yang ternyata seorang ibu yang tanpa sengaja membuang air dari rumahnya yang bertingkat tinggi, maka orang alim asal Baghdad itu berkata: “Wahai Ibu, air yang engkau tumpahkan ini apakah air najis atau air suci?”, maka si ibu menjawab : “air itu menjadi najis sebab pertanyaanmu?”.
Orang itu pun bingung, mengapa demikian?,……
iya karena hukum asal air adalah suci dan tidak najis jika tidak berubah salah satu dari 3 sifatnya, maka air itu adalah suci jika tidak diketahui adanya penyebab yang menjadikan air itu najis yaitu berubahnya 3 sifat air, namun karena orang tersebut bertanya dan ingin mengetahuinya maka air itu menjadi najis karena memang air itu adalah air najis, seandainya orang tersebut tidak bertanya maka hukum air itu tidak najis baginya, karena tidak tampak baginya perubahan salah satu dari 3 sifat air dan tidak ada orang yang memberitahunya bahwa air tersebut adalah najis,
…subhanallah ia baru tiba di pintu gerbang Tarim namun ia telah menemukan hal yang menunjukkan bahwa Tarim adalah Kota ilmu, ia baru bertemu dengan seorang wanita dan belum lagi bertemu dengan para Ulama’nya. Dan Ulama’ di kota Tarim sangat rendah hati, disana kita akan menemukan kerendahan hati dalam tingkah laku dan budi pekerti mereka, sehingga saya belum menemukan ulama’ yang mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam penuh dengan kelembutan dan kasih sayang, penuh dengan perjuangan dan semangat yang besar, namun pastinya tidak hanya di Tarim saja tentunya di tempat-tempat lain juga banyak Ulama’ seperti mereka.

Selasa, 11 Februari 2014

Al-Imam Asy-Sayyid Abdullah Ba’alawi .

Imam Abdullah Ba 'Alawy bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Imam Abdullah bin Alwi lahir di Tarim tahun 738 hijriyah. Beliau belajar tafsir , hadits & tasawuf kepada kakek & ayahnya, Imam Ahmad bin Abdurahman bin Alwi bin Muhammad Shahib Marbath, Syaikh Abdullah bin Ibrahim Baqasyir. Beliau seorang yang zuhud, wara' & menempati maqom wali besar yang terkumpul padanya ilmu-ilmu syariah & hakikat. Disamping belajar di Tarim, beliau juga belajar kepada Syaikh Umar bin Maimun di Yaman & setelah itu beliau menunaikan ibadah haji ke Makkah pada tahun 670 hijriyah. Di Makkah, para penduduk di sana meminta kepada Imam Abdullah untuk berdoa agar hujan segera turun di kota itu. Maka dengan izin Allah swt hujan pun turun di Makkah. Banyak penduduk Makkah yang belajar ilmu kalam & ilmu tasawuf kepadanya.
Setelah lama tinggal di Makkah, penduduk Tarim meminta beliau untuk pulang ke negerinya. Maka ia pun pulang ke Tarim melalui kota Zubaidi dimana kota tersebut banyak berkumpul para ulama besar, kemudian beliau ke kota Taiz & kota Akur untuk berziarah kepada Syaikh Umar bin Maimun. Akan tetapi ketika sampai di kota tersebut beliau menemukan Syaikh Umar bin Maimun telah wafat, maka beliau memandikan & memakamkannya. Sesudah itu beliau ke Tarim.
Imam Abdullah seorang yang bersifat dermawan. Beliau menginfaqkan hartanya untuk keluarga Alawiyin yang ada di Tarim. Syaikh Ali bin Salim menceritakan: "Pada suatu hari beliau mendapat uang sebesar lima ratus dinar, maka dibagikannya uang tersebut kepada keluarganya tanpa meninggalkan sedikitpun untuknya".
Imam Abdullah Ba'alawi adalah seorang yang banyak menangis karena rasa takutnya kepada Allah swt terutama ketika sedang membaca alquran hingga terlihat matanya bengkak. Dan salah satu kebiasaannya, beliau sering beri'tikaf di masjid mulai sebelum subuh sampai terbit matahari. Pada waktu i'tikaf diisi dengan shalat & membaca alquran. Setelah terbit matahari beliau pulang ke rumah & beberapa saat kemudian beliau kembali lagi ke masjid untuk mengkaji ilmu sampai waktu sebelum dzuhur. Sesudah itu beliau pulang ke rumahnya untuk tidur sesaat & beliau beristirahat di rumahnya sampai waktu shalat ashar tiba. Setelah itu beliau shalat ashar berjama'ah di masjid & bermudzakarah dengan sahabatnya sampai waktu shalat maghrib, setelah shalat maghrib beliau membaca alquran sampai waktu shalat isya' & setelah shalat isya beliau pulang kerumahnya.
Pada bulan Ramadhan beliau pergi ke masjid untuk shalat tarawih sesudah itu shalat dua rakaat. Dalam shalat itu, beliau membaca alquran sampai khatam. Kemudian beliau kembali ke rumahnya. Ketika waktu sahur tiba, beliau kembali lagi ke masjid hingga waktu shalat dzuhur. Setelah itu beliau mengkaji ilmu sampai waktu ashar.
Al-Imam Muhammad Maula Dawilah berkata: "Tidak aku lihat dalam perjalananku & selama hidupku orang seperti pamanku Abdullah Ba'alawi". Al-Imam Abdurahman Assaqqaf berkata: "Para kaum ulama al-arifin bersepakat bahwa Syaikh Abdullah bin Alwi merupakan pemimpin kaum mujtahid yang mempunyai keramat yang khariqah".
Pada saat wafat beliau berumur sembilan puluh tiga tahun. Berkata Syech bin Abdullah Alaydrus: "Tidak ada dari keluarga Ba'alawi yang hidup umurnya melebihi sembilan puluh kecuali hanya tiga orang yaitu al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali, Sayyid Abdullah bin Alwi & Sayyid Abdurahman Assaqqaf".
Menurut Imam Abdurraman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah, para ulama di zamannya telah sepakat, Imam Abdullah Ba’alawy adalah seorang Mujtahid-Ulama besar yang mampu melakukan ijtihad. Pendapat serupa datang dari Al-Faqih Ali bin Salim, “Aku pernah berada di Makkah bersama Imam Abdullah Ba’alawy di bulan Ramadhan. Setiap kali usai shalat Tarawih, kami melakukan shalat dua rakaat. Dalam dua rakaat tersebut kami membaca Al-Qur’an sampai habis. Kami tidak makan malam kecuali setelah dua ibadah tersebut. Sementara kami hanya berbuka puasa dengan seteguk air dan kurma.” Katanya.
Imam Abdullah Ba’alawy adalah guru yang sangat bersungguh-sungguh dalam mendidik murid-muridnya, terutama dalam pelajaran Al-Qur’an.”Aku pernah belajar Al-Qur’an bersama beliau. Pelajaran kami tidak akan selesai kecuali setelah habis setengah dari Al-qur’an.” Kata Al-Faqih bin Salim.
Sosok Imam Abdullah Ba’alawy merupakan panutan & suri teladan, terutama kedermawanannya. Beliau dikenal banyak berinfaq kepada semua keluarga Ba’alawy & pembantu-pembantu mereka. Beliau menginfaqkan hartanya hingga hanya tersisa sedikit, termasuk untuk memakmurkan masjid dan ketika menunaikan ibadah haji.
Beliau juga berinfaq dalam jumlah besar untuk majelisnya. Dari majelis itulah kemudian lahir para ulama besar, seperti Al-Faqih Ali bin Salim, Syekh Muhammad Basyu’aib, Syekh Umar Bawazir, Syekh Shaleh Fadhl bin Abdullah bin Fadhl Asy-Syihri, Syekh Bahamran, Syekh Khalil bin Syekh Bamaimun, Sayyid Muhammad Mauladdawilah.
Imam Abdullah Ba'alawy wafat pada hari Rabu bulan Jumadil 'Ula tahun 731 hijriyah. Pada hari wafatnya banyak orang yang hadir terutama dari kalangan kaum fuqara & kaum lemah serta anak-anak yatim.
Imam Abdullah Ba'alawi bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam, wafat di Tarim tahun 731 H dimakamkan di sebelah Timur makam kakeknya al-Ustadz Asy-Sayyid al-Faqih al-Muqaddam. Beliau dikaruniai tiga orang anak laki, bernama:
1. Ahmad, mempunyai anak bernama Muhammad Jamalullail.
Muhammad Jamalullalil mempunyai seorang anak laki bernama Abdullah, dan Abdullah mempunyai seorang anak laki bernama Ahmad (keturunannnya terputus) 2. Ali, wafat di Tarim tahun 784 H, (ibunya Ummu Maula Dawilah) dikaruniai: anak perempuan:
a. Bahiyah (isteri dari Sayyid Abdurahman Assaqqaf, ibu dari Ahmad, Muhammad, Abu Bakar, Umar Muhdhar & Maryam) b. Fathimah (ibu dari anak-anak Muhammad Jamalullail) anak laki-laki:
a. Muhammad b. Ahmad al-Abdullah Ba'alawi, keturunannya terputus.
c. Abdurahman
d. Abdullah, mempunyai dua orang anak laki: 1) Ahmad (keturunannya terputus) 2) Alwi al-Syaibah, mempunyai enam orang anak laki, dua diantara keturunan anaknya terputus, empat orang anak yang dikaruniai keturunan: a. Umar (keturunannya sedikit & terputus) b. Muhammad (keturunan keluarga Aal-Masilah di Sawahil & keluarga Barum di Du'an, India) c. Abu Bakar, wafat di Tarim tahun 887 H, dikaruniai lima orang anak laki empat diantaranya terputus keturunannya. Adapun anaknya yang yang meneruskan keturunannya adalah Abdullah Al-Syili d. Ahmad Qasam, mempunyai enam orang anak laki, empat diantaranya terputus keturunannya dan dua orang anak laki yang dikaruniai keturunan:
(1) Alwi (keturunannya di Qasam, terputus) (2) Muhammad (Keturunannya keluarga Bin Junaid di Qasam, keluarga al-Achdhor, keluarga Junaid al-Achdhor di Saihut, Dasinah, Keluarga al-Jailani di Dua'an) 3. Muhammad, (ibunya Ummu Maula Dawilah), wafat di Tarim tahun 743 H, dikaruniai Empat orang anak laki, bernama:
a. Ali b. Abdurahman, mempunyai empat orang anak laki: 1) Ahmad Babirik, mempunyai tiga orang anak laki: a. Hasan, wafat di Tarim tahun 885 H. Dikaruniai dua orang anak, Keturunannya terputus. b. Ali, wafat tahun 909 H, keturunannya sedikit & terputus. c. Umar, keluarganya di Burdah, Surat, India. 2) Alwi al-Khuun, keturunannya terputus tahun 1139 H. 3) Muhammad Hamidan, mempunyai dua orang anak laki: a) Abdul Qadir (keturunannya terputus) b) Alwi Khirid, mempunyai lima orang anak laki, empat terputus keturunannya, sedangkan yang kelima bernama Ali, dikaruniai lima orang anak laki: (1) Abdurahman keturunannya terputus
(2) Abdullah (3) Ahmad, wafat di Tarim tahun 957 H, keturunannya terputus (4) Zein, kakek keluarga Khirid di Tarim. (5) Muhammad
4) Ali Jahdab, mempunyai dua orang anak laki:
a) Abud (keturunannya sedikit & terputus) b) Muhammad al-Mualim, mempunyai seorang anak laki bernama Alwi, & mempunyai empat orang anak laki, dua orang terputus keturunannya. Sedangkan anak yang dikaruniai keturunan:
(1) Ahmad bin Alwi Bajahdab ( Pemimpin Saadah Ba'alawi) (2) Muhammad Hamdun, keturunannya keluarga Hamdun Jahdab di Habasyah. c. Ahmad al-Aksah, wafat tahun 814 H, dikaruniai tiga orang anak laki: 1. Muhammad Barabi' (keturunannya sedikit & terputus) 2. Umar Baraqbah, (keturunannya keluarga Baraqbah di Tarim, India, Jawa, Jambi, Cirebon, Palembang, Siak, Riau, Surabaya, Pekalongan)
3. Ali Dubjan, mempunyai seorang anak laki bernama Abdullah Abud ( kakek keluarga Ba'bud Dubjan di Qasam, Ghaizhah, Jawa ) d. Abdullah, mempunyai seorang anak bernama Muhammad al-Munaffir, dikaruniai enam orang anak laki:
1) Abdul Qadir 2) Ahmad keturunannya sedikit & terputus 3) Ali 4) Alwi 5) Abdurahman al-Munaffir, keturunannya keluarga Munaffir di Tarim, Malabar, Jawa & keluarga Bin Hamid di Tarim. 6) Abdullah Wathob, wafat tahun 884 H, dikaruniai enam orang anak laki:
a) Alwi Hawilah
b) Ahmad Marzaq, mempunyai delapan orang anak dua terputus keturunannya. Sedangkan yang meneruskan keturunannya:
(1) Muhammad
keturunannya sedikit di Zili', Yaman.
(2) Ali (3) Abdullah keturunannya terputus. (4) Abdurahman (5) Alwi al-Riqoq keturunannya di Baijapur (6) Syech keturunannya keluarga Al-Masyhur Marzaq di Bangil, & keluarga Marzaq di Syibam & Jawa.
c) Umar Fad'aq, wafat tahun 910 H, dikaruniai enam orang anak laki:
(1) Muhammad (2) Sulaiman keturunannya sedikit & terputus (3) Ahmad (4) Ali keturunannya keluarga Fad'aq di India & keluarga Abu Numai di Buusy, Habasyah, Syihir, Pekalongan, Gail, Malabar, Kelantan.
(5) Alwi, keturunannya keluarga Fad'aq di India. (6) Ibrahim, mempunyai dua orang anak laki, bernama: (a) Abdurahman al-Mualim (keturunannya di Qasam, terputus) (b) Abdullah (keturunannya di Zhufar) d) Muhammad, mempunyai lima orang anak laki, tiga terputus keturunannya, sedangkan yang meneruskan keturunannya adalah:
(1) Abu Bakar (keturunannya sedikit & terputus) (2) Ahmad Mudhir, mempunyai dua orang anak laki:
(a) Mubarok (keturunannya di Zhufar) (b) Abdullah Mudhir, mempunyai tiga orang anak laki:
I) Abu Bakar (keturunannya di Surat) II) Salim (keturunannya di Dahli & Surat) III) Mubarok Mudhir, mempunyai tiga orang anak laki:
(i) Syech (ii) Abdullah (iii) Alwi (keturunannya keluarga Mudhir di Makkah, Zhufar & keluarga Muthohar di Qasam)
e) Mubarok, mempunyai tiga orang anak laki:
(1) Alwi
keturunannya sedikit & terputus
(2) Ali (3) Abdullah, mempunyai seorang anak bernama Muhammad, dikaruniai dua orang anak laki: (a) Hasyim, mempunyai dua orang anak:
i) Toha ii) Muhammad, mempunyai dua orang anak di Aden. (b) Fad'aq, keturunannya keluarga Fad'aq di Qasam. f) Ali al-Mundarij, mempunyai seorang anak laki bernama Syech, & Syech dikaruniai tujuh orang anak laki tiga diantaranya terputus keturunannya, sedangkan yang meneruskan keturunannya: (1) Hasyim (keturunannya sedikit & terputus) (2) Umar (keturunannya sedikit) (3) Abdullah, mempunyai tujuh orang anak laki:
a. Muhammad b. Syech c. Abu Bakar d. Alwi keturunannya sedikit e. Umar f. Ahmad al-Majzub (keturunannya di Musyaqos) g. Abu Numai(keturunannya keluarga Abu Numai di Gail Bawazir, Seiwun yang dikenal dengan Asy-Syatiri Abu Numai.
(4) Aqil, mempunyai tiga orang anak laki:
a. (Muhammad, wafat tahun 1005 H. b. Syech, mempunyai dua orang anak laki, terputus keturunannya. c. Abdullah, keturunannya keluarga Mudihij di Tarim.